Bincang Cyber

Bincang Cyber


Kompetensi dan Sertifikasi CyberSecurity – E9

December 15, 2019

Digital Transformation dan Industry Revolution 4.0 yang kita saksikan telah berhasil merubah mulai dari cara bagaimana runititas keseharian hingga cara bagaimana kita bekerja. Perkembangan ini melahirkan banyak sekali role dan posisi baru. World Economic Forum pada penelitian di akhir 2018 menyebutkan bahwa di tahun 2020 terdapat 1/3 on-demand role baru. Hal ini timbul sebagai akibat dari perubahan technology landscape dan bertambahnya prosentase pekerjaan yang di otomatisasikan (Artificial Intelligence). Para pencari kerja pastinya akan memiliki peluang yang terus bertambah asalkan memperhatikan betul mengenai kebutuhan yang ada. Selain itu, diperlukan untuk lebih mendalami kompetensi dan sertifikasi cybersecurity untuk meningkatkan daya saing antar sesama pencari kerja.

Rumpun Keilmuan CyberSecurity

Bagi sobat yang ingin berkarya di domain CyberSecurity, perkembangan technology pastinya memaksa sobat untuk terus mengikuti perkembangan akan perubahan trend insiden dan juga inovasi teknik penangannya. Dan semakin lama seseorang aktif dalam mengikuti hal ini, maka akan semakin banyak rumpun keilmuan yang akan di temukan di dalamnya. CyberSecurity sebenarnya merupakan sebuah domain besar yang di dalamnya terdapat banyak rumpun cabang keilmuan. Kebanyakan pemula yang hendak masuk ke domain ini seringkali salah kaprah jika mereka berpikir bahwa CyberSecurity hanya terdiri dari satu keilmuan. Sehingga pertanyaannya lebih kepada, apa Kompetensi dan Sertifikasi CyberSecurity yang perlu saya kuasai? Dalam episode ke sembilan di bincangcyber ini, saya akan membahas pula mengenai K3, yaitu: Keilmuan, Keahlian, dan Kemampuan.

Keilmuan

Keilmuan dapat di peroleh melalui proses belajar baik melalui bimbingan di kelas, online, maupun otodidak. Jika secara konsisten hal ini di lakukan, maka akan semakin dalam keilmuan yang di miliki. Dalam domain cybersecurity, keilmuan di kaitkan dengan pengetahuan seputar Operating System, Perangkat Jaringan, hingga jenis perangkat end-point yang di pergunakan.

Keahlian

Pemahaman dan pendalaman keilmuan akan mendorong keinginan untuk menerapkan pengetahuan tersebut secara kontekstual. Misalnya seseorang yang sudah mengetahui bagaimana mengoperasikan Kali Linux, dia akan terdorong untuk mulai mempergunakan operating system tersebut lebih rutin lagi dalam aktifitas keseharian. Jika seseorang telah memahami satu atau beberapa keilmuan kemudian dia terdorong untuk menerapkan dan juga mensinergikan semua keilmuan yang di ketahuinya, maka saat itulah dia sebenarnya membangun keahliannya. Dengan kata lain, keahlian perlu di dukung oleh keilmuan yang contextual. Proses dalam pendalaman keahlian tersebut adalah merupakan pengembangan keilmuan yang lebih dalam sebagai akibat dari praktek keahlian. Misalnya pengembangan keilmuan sebagai akibat dari trial-and-error atau eksperimen atas keahlian yang sudah di miliki. Dengan kata lain, keahlian akan terus berkembang di sebabkan atas perluasan keilmuan yang berhasil di peroleh dari pengalaman penerapan keilmuan tersebut. Sebagai contoh, seseorang yang telah memahami cara menggunakan operating Kali Linux akan terus terdorong untuk mempergunakan lebih sering sehingga semakin banyak hal yang mampu di lakukannya dengan mempergunakan Kali Linux. Di sinilah keahlian terbentuk dan terus terbangun.

Kemampuan

Keberhasilan untuk terus mengembangkan keahlian tadi akan kemudian juga mendorong timbul atau bahkan meningkatnya kemampuan seseorang. Ini tentunya terbentuk setelah melalui beberapa tahapan repetisi. Seseorang di anggap memiliki kemampuan sebagai peretas jika dia telah membuktikan keahliannya atas aktifitas peretasan yang di lakukannya berdasarkan keilmuan yang di milikinya. Lebih lanjut lagi,